Assalamualaikum,
Eyke sebenernya gusar, gimana nanti kalo hasilnya memble. Tapi ngga ada salahnya dicoba.

Exif_JPEG_420
Fokus utama tetap pada exhaust. Tinggi lubang buang yang standarnya 34 mm ini sedikit demi sedikit ditinggikan menjadi 32 mm dan membentuk huruf D.

Exif_JPEG_420

Bentuk exhaust standar F1ZR, jarak dari bibir silinder 34 mm

Exif_JPEG_420

Lubang buang standar F1ZR

Ketika dicoba menggunakan kop standar dan knalpot standar. Sama sekali belum terasa naik tenaganya. Apalagi setingan karbu juga nggak dirubah.

Exif_JPEG_420

Bentuk exhaust D dengan tinggi 32 mm

Montor belum kelar, Favian datang membawa knalpot standar racing made in Vian. Langsung coba dipasang. Ternyata belum terasa juga tenaganya. Tengah ke atas kurang nampol. Sempat was-was juga mbok menawa gagal proyek percobaaan kie,, hehehe. Ora pede yakin lah.
Teorinya, knalpot standar racing, berarti nggak ada sekat dan lebih plong, karbu pun kudu menyesuaikan. Mangkanya pilot jet dan main jet perlu naik step. Kebetulan DSH ada stok PJ dan MJ tapi udah rojokan. Setelah PJ dan MJ diganti dengan ukuran yang lebih besar, baru deh terasa naik tenaganya. Akselerasi makin enteng. Meski kop masih standar.
Makin nggemblung, tanpa ukuran dan hanya modal kira-kira, exhaust dikeruk lagi, hingga tingginya menjadi 31 mm diukur dari bibir silinder. Bagian samping kanan dan kiri lubang buang juga kena babat, meski nggak begitu banyak.

Exif_JPEG_420

Bentuk exhaust 31 mm dan setelah bagian samping kiri dan kanan diperlebar dikit.

Exif_JPEG_420

Lubang buangnya masih tergolong imut-imut

Lubang-lubang porting juga ikut kena sikat, di “tuner”, pokoke ben aliran bbm + olsam makin lancar. Sedang tinggi dan bentuk jendala bilas maupun jendela transfer dibiarkan apa adanya.

Exif_JPEG_420

Biar lebih lancar, jarene.

Karena exhaust udah naik, dan membesar. Kop kudu dipapras. Kop dipotong sebanyak 2 mm, dengan diameter 53mm menyesuaikan silinder yang udah os 100, lebar squish 8 mm, sudut 14 derajat, dan tanpa nat. Persis sama dengan F1ZR putih punya mas agus dulu.

dsc_0010

Kop alakadarnya

Setelah seting karbu sana sini dan bola bali ganti spuyer, akhirnya DSH (merasa) setingan udah ketemu. DSH memang lebih suka dengan setingan yang agak basah, jadi kalau gas dipanteng agak brebet serak-serak basah. Meski jadi boros bbm tapi Insyaallah gak bakal gancet waktu dipake ngebut dalam waktu lama.

 

Peningkatan tenaga memang terasa, meski nggak begitu besar. Mengingat tinggi lubang buang yang hanya menyentuh angka 31 mm dan tergolong masih imut bentuknya. Hal ini memudahkan bila ingin mencoba korekan yang lebih ekstrim dengan bentuk exhaust yang lebih tinggi dan menganga.

Exif_JPEG_420

Memeng + Kipli FKC

Peningakatan power terasa sekali pada rpm tengah, sedang atasnya masih tertahan. Yang DSH suka adalah jadi gampang sekali diajak wheelie. DSH pun keasyikan berkali-kali njamping sampe lupa daratan kalau ternyata masih di jalan pedesaan (ojo ditiru).

Wassalamualaikum.

 

Komentar
  1. Arvian berkata:

    Salam kenal mas,sy mau tanya kalo bobok knalpot f1zr lapisan yg d perut kan d buang smua.
    Trs stingerny d lurusin ya,kalo skat yg di silincer itu perlu d buang lebih bagus atau cukup di lurusin lubang buangnya saja?
    Tq mas

Tinggalkan komentar