Kebumen – Jogja Via Jalur Daendels

Posted: 19 Juli 2013 in Lainnya, Wisata
Tag:, ,

Assalamualaikum,

Hari Rabu pagi saya beserta anak istri takziah ke jogja karena besan meninggal. Seperti biasa, dan sudah menjadi kebiasaan kalau ke Jogja pasti naik motor. Maklum, untuk beli roda empat masih jauh dari mampu. Kereeee.
Nggak ada persiapan langsung bae tancep gas. Yang penting bawa uang buat beli bensin. Sempet mikir, enaknya lewat jalur Utara apa jalur Selatan Selatan (Jalur Daendels) . Istri ngasih saran lewat jalur Utara saja, karena jalur Selatan jalannya rusak penuh lubang.
Ternyata lewat Utara malah capek, ramai karena musim liburan. Jalan jadi penuh asap kendaraan bercampur debu. Mbikin perih mata dan sesek nafas. Konsentrasi juga kudu terjaga. Baru saja pelintir gas, ehhh ujug-ujug langsung rem. Mau nyalip bus, truk, atau kendaraan pribadi jadi was-was. Lagian si Vega juga udah ngos-ngosan buat lari. Lha wong 6 tahun belum turun  mesin. Ditambah beban anak istri. Ngenes.
Sampai Purworejo, jalur dialihkan, masuk ke Kota. Karena, jalur alternatif yang lewat luar kota sedang di ‘betonisasi’ . Hal ini juga memperlama perjalanan ke Jogja.
Berangkat dari Kebumen jam 10 pagi, jam 9 malam sudah balik Kebumen lagi. Boyoke ngiluuuu.

Nggak kapok, dan karena sudah direncanakan jauh hari, Seninnya ke Jogja (lagi), rencananya seminggu di sono. Sekarang saya kekeh mau lewat Selatan. Meskipun jalan penuh lobang yang penting sepi kendaraan umum. Kebumen – Glagah nggak ada bangjo (rambu-rambu lalu lintas). Nggak ngelewati ramainya Kota Kabupaten. Udara seger. Jadi bisa nyantai. Jalannya luruuuusssssss tanpa tikungan.

Gambaran perbandingan antara jalur Utara dan jalur Selatan Selatan (Daendels)

Jalur Utara Kebumen-Jogja via Purworejo dan Wates.

Jalur Utara Kebumen-Jogja via Purworejo dan Wates.

Kebumen-Jogja via Jalur Daendels

Kebumen-Jogja via Jalur Daendels

Senin jam 9 pagi berangkat, dari Petanahan sampai Ambal jalan relatif mulus.

Jalan Daendels yang Sepi, teduh, bebas polusi. Asyik buat jalan santai

Jalur Daendels yang Sepi, teduh, bebas polusi. Asyik buat jalan santai

Hanya di beberapa daerah saja yang rusak.

Sebagian jalan rusak di Jalur Daendels

Sebagian jalan rusak di Jalur Daendels

Setelah melewati Ambal, yang terkenal dengan satenya yang ‘mak nyuousss’, jalan sedikit berlubang. Nggak nyampai 500 m kok.
Setelah itu, Jalur Ambal sampai Mirit lumaayan mulus. Jalan di depan Rumah Makan Tower yang sudah menahun berlubang sampai lapisan aspalnya ilang ternyata sudah di perbaiki.
Masuk Kabupaten Purworejo jalan bergelombang. Ternyata sebagian jalan bergelombang sedang di hot mix. Mulus deh.

Pelapisan aspal hot mix di jalur Daendels

Pelapisan aspal hot mix di jalur Daendels

Tapi sayang, setelah Pantai Ketawang jalan rusak lumayan parah, banyak lubang. Hampir 10 Km. Kalau hujan, jalan berlubang pasti nggak kelihatan karena tertutup air. Bahaya.

Masuk Daerah Istimewa Yogyakarta disambut jalan yang super mulus dan sepi. Buat nguji top speed motor sampeyan dijamin aman.

Masuk DIY disambut jalan mulus

Masuk DIY disambut jalan mulus

 

Dua jalur menjelang pantai Congot, Glagah, DIY

Dua jalur menjelang pantai Congot, Glagah, DIY

Sampai di Glagah istirahat di POM Bensin Glagah. POM Bensin Glagah adalah satu-satunya POM di jalur Daendles antara Petanahan sampai Glagah.
Setelah Pantai Glagah sengaja saya ambil jalan lurus . Melewati Srandakan – Bantul – Jogja. Ternyata jalur Glagah-Bantul juga sedang diperlebar. Denger-denger sih persiapan guna pembangunan Bandara Internasional Jogja di Glagah.

Jalan Glagah - Srandakan yang sedang di perlebar

Jalan Glagah – Srandakan yang sedang di perlebar

 

Sebagian jalan yang sudah diperlebar

Sebagian jalan yang sudah diperlebar

Setelam isi perut di Bantul, Alhamdulillah akhirnya selamat sampai Kalasan jam 1 siang. Termasuk lama (4 jam) untuk perjalanan Kebumen Jogja. Normalnya kalau naik motor/kendaraan pribadi memakan waktu sekitar 2-3 jam (tanpa berhenti alias non stop). Dengan asumsi satu jam perjalanan Petanahan – Glagah, dan 1 jam perjalanan Glagah – Jogja.
Jalur Selatan Selatan Jawa Tengah/Daendels merupakan jalur alternatif bagi bis pariwisata dan para pemudik ketika Lebaran. Menghubungkan Cilacap sampai Jogja melalui pantai Ayah, pantai Karang Bolong, pantai Sumpyuh, pantai Petanahan, Ambal, Mirit, Ketawang, Congot, Glagah, Srandakan, Bantul, Baru deh sampai Jogja.
Jalur Daendels sepanjang Cilacap – Petanahan merupakan jalur dengan pemandangan alam yang indah, menawan sekaligus menantang untuk dilewati. Karena selepas pantai Ayah, jalur tersebut melewati pegunungan. Sehingga, jalan yang dilalui penuh kelokan, tanjakan dan turunan.
Dari Petanahan, jalur tersebut melewati beberapa pantai. Ada pantai Petanahan, Bocor, Ketawang, Congot, Glagah, Trisik. Jarak pantai dari Jalur Daendels (Kebumen s/d Glagah) rata-rata nggak lebih dari 1 Km. Buat ngisi perut juga tersedia kuliner yang nikmat, salah satu yang kudu dicoba adalah Sate Ambal. Sewaktu melewati Ambal, nggak ada salahnya deh mampir. Jalur Daendels sepanjang jalan Petanahan – Mirit juga terkenal dengan buah gandul alias pepaya ‘california’nya. Jadi jangan heran kalau di kanan-kiri jalan banyak pohon pepaya. Kalau musim panen, pepaya-pepaya hasil panen langsung di jual di pinggir jalan. Pokoke Fresh from  kebun.

Wassalamualaikum.

Komentar
  1. mas numpang ijin sedot foto boleh ndak buat info 😀

  2. ydiafrune berkata:

    terimakasih info nya 😀
    rencana akhir bulan ini mau ngetest jalur daendels selatan.

    • didishevaharyadi berkata:

      HATI-HATI GAN. SEKARANG JALUR SELATAN SELATAN KEBUMEN RUSAK PARAH. BANYAK LUBANG. BAHAYA KALAU JALAN MALAM KARENA MINIM PENERANGAN. KALAU MAU LEWAT SITU KONSENTRASI DAN PELAN-PELAN SAJA. KEEP SAFETY RIDING KATA ORANG SONO…

Tinggalkan komentar